Konon ada seorang pertapa berada di sebuah hutan bernama kyai godeg. Ia berkelana sambil mencari/memperluas wilayahnya di hutan tersebut membabat hutan yang akan dijadikan wilayah pertapaannya, sampai beberapa lama : hari….., minggu……, bahkan berbulan-bulan membabat hutan tersebut.
Pada suatu hari tepatnya pada hari senin kliwon bulan selo (longkang) datanglah seorang wanita cantik menghampirinya, dia adalah dewi sekar taji yang sedang mencari kekasihnya raden panji asmoro bangun. Di tempat tersebut sang dewi merasa letih dan dahaga. Kemudian minta air minum kepada kyai godeg. Karena tidak ada air, kyai godeg pun mencari kelapa muda (degan), kemudian dikupas dan airnya diberikan kepada dewi sekar taji. Setelah diminum, karena airnya tidak habis oleh kyai godeg air tersebut dituangkan di pelataran batu sambil bersabda : “sang dewi, air ini akan menjadi sumber air yang tak pernah kering, ini saya beri nama sungai sekar (sampai sekarang masih) agar dijadikan sumber kehidupan apabila disini jadi pemukiman”. Dan untuk memperingati serta sebagai awal kehidupan masyarakat, setiap hari senin kliwon pada bulan longkang diadakan selamatan hari jadi desa sekar dengan sedekah ingkung yang diperebutkan dan yang melarikan dilempar dengan cengkir kelapa muda.
Maka sampai sekarang, setiap bulan longkang pada hari senin kliwon masih diadakan bersih desa sebagai hari jadi desa sekar, dengan upacara adat ceprotan pada jam 18.00 wib.
Nara Sumber :
Marto Dikromo (Almarhum)
Admo Wiyono (Sesepuh Desa)
Sakiman (Sesepuh Desa/Mantan Kades)
Dan para Sesepuh lain yang tidak disebutkan namanya Cerita turun-temurun.
Penulis
M A K N O
Marto Dikromo (Almarhum)
Admo Wiyono (Sesepuh Desa)
Sakiman (Sesepuh Desa/Mantan Kades)
Dan para Sesepuh lain yang tidak disebutkan namanya Cerita turun-temurun.
Penulis
M A K N O
Tidak ada komentar:
Posting Komentar